Di ranah Internasional, Indonesia senantiasa digolongkan sebagai negara
Islam. Penyebutan tersebut didasarkan pada aspek penduduk Indonesia yang
mayoritas Muslim yaitu 80% lebih dari total penduduk. Bahkan Indonesia adalah
negara dengan populasi muslim terebasar di dunia. Indonesia juga tergabung
dalam OKI (Organisasi Konferensi Islam). Indonesia memang bukan negara yang
berhukum Islam karena ideologi yang negara ini anut adalah Pancasila. Meskipun
demikian, ideologi ini tidak bisa mengekang Islam untuk mewarnai dan membangun
Indonesia secara filosofis. Sila pertama pada Pancasila adalah Ketuhanan yang
Maha Esa. Implementasi sila pertama harus diterapkan Indonesia ke semua bidang
kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk para generasi muda dalam menuntut Ilmu.
Bila kita meninjau peradaban besar Islam di masa lampau tepatnya pada abad
pertengahan ,peradaban Islam menjadi role model bagi pengembangan dunia melalui
Ilmu pengetahuan. Kiblat ilmu pengetahuan mengarah kepada dunia peradaban besar
yaitu ‘Abbasiyah di timur dan Andalusia di barat. Hebatnya dua peraban tersebut
merupakan peradaban Islam. Banyak ilmuwan-ilmuwan besar muslim lahir dari sana
dan karya mereka banyak mempengaruhi kemajuan barat hari ini. Ibnu Al-Haytam
merupakan penemu lensa yang dengan jasanya tersebut membantu adanya penemuan
proyektor, CCTV, maupun kamera modern di era sekarang ini. Buku Canon karya Ibnu Sina menjadi rujukan barat hingga
berabad-abad di dalam dunia kedokteran. Pemikiran Ibnu Kholdun di dalam buku
Moqoddimahnya banyak mempengaruhi para ilmuan di bidang sosial dan ekonomi.
Peradaban Islam mencengkram dunia ilmu pengetahuan kala itu dan memberikan
kontribusi besar pada peradaban sesudahnya. Hal ini bisa terjadi dikarenakan
salah satu faktor besarnya adalah pada saat itu para pembelajar muslim
menggabungkan ilmu dasar agama Islam dengan
disiplin ilmu. Ilmu Islam dijadikan sebagai landasan moral dalam mengembangkan
keilmuan yang lain. Sehingga pengembangan ilmu tersebut tidak keluar dari
koridor syariat Islam. Selain itu semakin tinggi ilmu yang dimiliki atau yang
dikembangkan oleh si penuntut ilmu, akan semakin baik pula moral yang dimiliki
orang tersebut.
Aspek menuntut Ilmu haruslah diperhatikan di Indonesia khusunya dalam ranah
perguruan tinggi. Kampus memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan ajaran
moral agar terwujudnya generasi muda yang lebih baik bagi Indonesia dan dunia.
Walaupun sudah ada mata kuliah tersebut tapi dinilai masih kurang. Mata kuliah
agama Islam di kampus masih sebatas membicarakan perihal agama tanpa
menghubungkan ke dalam disiplin ilmu yang ada di masing-masing jurusan. Padahal
dengan menggabungkan antara agama dan disiplin ilmu yang ada maka pembelajaran
agama akan lebih menarik. Di era modern ini terjadi disorientasi pada dunia
kampus. Hakikat kuliah yang semula mencari ilmu seolah-olah berubah mencari
kerja. Profit oriented dan orientasi kesuksesan karir
menjadi tujuan utama mahasiswa untuk kuliah. Mahasiswa jadi hanya memikirkan
kesuksesan dunia dan melupakan kesuksesan akhirat. Memang tidak salah
memikirkan seberapa tinggi IPK ataupun orientasi kerja mau ke mana, tapi jangan
samapi mahasiswa menjadi menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hal-hal
tersebut. Para pembelajar sejati harusnya sadar betul bahwa tujuan utama kuliah
adalah mencari ilmu, bukan hanya ilmu eksakta semata yang dibuktikan dengan
transkrip nilai tapi juga ilmu moral yang harus diterapkan sebagai karakter
para pembelajar. Kesalahan orientasi para mahasiswa dalam belajar di ranah
perguruan tinggi menjadi tanggung jawab kampus.
Pembelajaran pada masa peradaban besar Islam tentang kesuksesan sesuai
dengan firman Allah di dalam surah An-Nahl ayat 97. Allah berfirman “Barang
siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (Q.S 16 : 97). Amalan yang dibangun
di atas fondasi aqidah yang benar akan membawa kita kepada kehidupan yang
baik di dunia dan akhirat. Abul Fida’ Ibnu Katsir Rahimahullah, berkata:
Kehidupan yang baik mencakup seluruh bentuk kelapangan dari segala sisi.
Belajar ilmu dasar agama merupakan sebuah amalan yang dapat mengantarkan kita
kepada kesuksesan dunia berupa karir maupun rezeki ditambah lagi kebaikan
akhirat
Indonesia merupakan negara Islam yang bisa menjadi role model bagi negara
Islam yang lain dengan beragai modal yang dimilikinya. Salah satu modal yang
dimiliki adalah genarasi manusia muda. Modal ini harus dikembangakan melalui
proses menuntut ilmu yang bermoral secara relijius khusunya di ranah perguruan
tingggi. Kampus memempunyai tanggungjawab moral dalam rangka membentuk
orientasi mahasiswa dalam meneuntut ilmu agar sesuai dengan ajaran Islam.
Dengan demikian akan lahir generasi baru bagi Indoesia yang berilmu dan
bermoral demi terciptanya tatanan masyarakatyang lebih baik. Semoga kedepanya
gelar Indonesia sebagai negara dengan tingkat korupsi yang tinggi bisa berubah
menjadi negara yang memiliki moral keilmuan yang tinggi.
0 Response to "Membentuk Moral Mahasiswa melalui Ilmu Pengetahuan"
Post a Comment