Berapa sih nilai sebuah karya musik di era digital saat ini ?

Mungkin anda juga bertanya. Berapa sih nilai dari sebuah lagu di era musik digital saat ini .Terutama buat anda yang bergerak di industri musik, sebelum anda memulai �mencari inspirasi� dalam membuat lagu, ada baiknya anda mengetahui hal ini. Lalu anda akan mengetahui mengapa para artis dunia saat ini sedang �doyan� manggung ke Indonesia dan musisi lokal ada yang sampai tidak membuat album lagi dan lebih baik konser saja karena parahnya pembajakan �digital� saat ini.

Sebelumnya kita mesti mengetahui perkembangan dari industri musik dunia saat ini. Saat ini nilai industri musik dunia telah mencapai USD 60 milyar atau setara 600 Trilyun Rupiah. Bukan industri main-main. Tetapi orang-orang yang bergerak di bidang ini sedang ketar-ketir belakangan ini tidak lain-tidak bukan adalah karena pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Dengan pesatnya perkembangan gadget (pranti elektronik), kecepatan akses internet (broadband dan HDSPA) dan teknologi kompresi file digital maka semakin mudah pula orang untuk mentransfer �karya cipta� seorang penulis lagu. Perkembangan dunia intenet juga semakin pesat dengan adanya teknologi peer to peer yakni dimungkinkannya transfer file antar satu komputer pribadi ke lainnya.

Sebagai gambaran, industri musik dunia memproduksi kira-kira 800 juta keping CD (Compact Disc) yang berisi sekitar 10 milyar lagu-lagu dalam berbagai format. Sementara belakangan ini telah tersedia 13 milyar lagu tersedia di jaringan peer to peer . Angka-angka ini adalah tahun 2004 bisa kebayang angka-angka sekarang.

Pandangan dari industri musik bagi yang suka download musik disebut sebagai pencuri yang mesti dihukum. Berjuta-juta dollar dibayar kepada para pengacara dan ahli hukum untuk menuntuk para pelaku �file-sharing� ini. Yang pernah ramai yakni kasus Napster. Tetapi saat ini klaim dari industri musik tersebut sedang diperdebatkan. Ini karena perkembangan teknologi telah mengakibatkan adanya kemudahan demikian.

Tetapi setelah berbagai kasus hukum antara industri musik dengan para pembajak digital akhirnya lima pemain besar di bidang industri musik (Sony, Time Warner, Universal, BMG, and EMI ) berhasil dilobby oleh Apple (Steve Jobs) untuk menjual musiknya secara online di ITunes seharga 99 sen atau hampir 1 USD dollar per lagu. Sementara untuk 1 buah album yang biasanya terdiri dari 10 lagu dibandrol USD 10.

Peran DRM dan pasar musik.

DRM atau Digital Rights Management (sering diplesetkan sebagai Digital Restriction Management) adalah suatu cara untuk membatasi penggunaan suatu musik digital untuk keperluan pribadi terutama dalam hal penggandaan dan peredaranya. Contoh DRM ini adalah yang diterapkan Apple I-tunes. Cara kerjanya adalah musik yang dibeli dari I-tunes diberi tambahan enkripsi lalu software musik playernya Apple yang terintegrasi dengan I-Pod melakukan dekripsi (pecah sandi) sehingga dapat didengar tetapi memiliki keterbatasan jumlah computer yang bisa mengkopy file musik tersebut.

Tetapi kabar mengejutkan dan historis keluar dari Band terkenal Radiohead. Sementara band lain pada umumnya me-release album mereka dengan memproduksi CDnya ; band ini melepas albumnya dengan memperbolehkan siapa saja mendownload album terbaru mereka langsung dari situs mereka di internet.Tetapi sebelum mulai mendownload , para pengunjung akan disuguhkan sebuah form isian berupa jumlah uang dollar yang akan anda bayar , dengan jumlah yang terserah anda dari 0 s/d ratusan dollar.

Ternyata yang ngisi 5 sampai 20 dollar tidak sedikit . Bahkan ada yang menaruh sampai jumlah sangat besar. Tetapi masih ada 1/3 yang download tidak membayar sama sekali. Dan musik ciptaan Radiohead yang didownload tanpa ada perlindungan DRM sama sekali.Mungkin mereka sedang mengetuk hati nurani para pendownload musik. �Benar gak sih gue menikmati hasil karya ciptaan orang tapi gue gak mo bayar sama sekali ?�.

Begitulah arah perkembangan musik digital. Yang mana sebenarnya diarahkan ke bentuk pasar digital yang suatu saat diharapkan seperti pasar modal atau pasar uang sehingga harga musiknya bisa benar-benar sesuai pasar. Saat ini beberapa artis telah meninggalkan produser besar dan beralih ke �opsi� lainnya.Seperti Paul McCartney kerjasama dengan Starbucks. Madonna hanya kontrak dengan penyelenggara konser live di AS Live Nation. Di dunia musik tanah air kita juga bisa melihat Gigi dan Anang menjual musiknya lewat internet.

Kembali ke kasus Radiohead, meski ada yang bayar tetapi tetap aja ada orang yang ibaratnya dengar orang ngamen , ikut menikmati tetapi membiarkan kotak kenclengnya kosong. Keliatannya industri musik mesti mencari kompromi yang tepat dengan teknologi.

Redaksi Belajarekonomi.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Berapa sih nilai sebuah karya musik di era digital saat ini ?"

Post a Comment